Rabu, 01 September 2010
Jumat, 20 Agustus 2010
sumatran elephant (Elephas maximus sumatranus) in aceh province (aceh biodiversity)
STRATEGY OF RESOURCES AND HABITAT USE BY SUMATRAN ELEPHANT (Elephas maximus sumatranus Temminck) by: Abdullah, Djoko T.Iskandar, A.Sjarmidi dan Devi N. Choesin
Abstract
Sumatran elephants (Elephas maximus sumatranus Temminck) were the biggest terrestrial mammal in Asian. The animals known as megaherbivore need a big numbers of daily food intake dan widest in home range. In disturbance habitat, the animals went out of their habitat for looking their need because there were not enough food and space. This situation caused elephant conflict with surrounding area. We presumed, as large animal, the animals have food preference, habitat preference and habitat constraint in using resource and habitat factors. Lack of scientific information about resources and habitat factors used by sumatran elephant considering habitat use, behaevour (feeding and daily activity) and suitable population size caused decreasing population size and go exctinct. The aims of this research for finding strategy of resources and habitat use considering biology and ecology habitat factors.
Phase of this research are: 1) describing of resource and habitat used by elephant in different habitat tipe base on feses distribution in habitat; 2) observing of feeding ecology of Sumatran elephant (feeding time and daily intake; 3) determining food preference; 4) determining food productivity and nutrious; 5) estimating of food and habitat carrying capacity; 6) suitability analysis using Geographic Information System (GIS) tehnique; 7) arranging of habitat and resources use model considering feeding behaeviour and suitability population size.
This research resulted five resources and habitat factors considered by elephant using habitat unit are distance to water (F: 40,334; sig: 0,000), distance to primary forest (F:39,044; sig: 0,000), elevation (F:25,094; sig: 0,000), land slope (F:18,808; sig: 0,000), scraping tree availability (F:11,211; sig: 0,000). Base on dominance of feses distribution each class of habitat factor, we found the most prefer level of each habitat factors are food availability more than 75%, primary forest vegetation, very close coverage, no big herbivore and predator, slope slightly (0-200), close to water source (0-500 m) and primary forest (0-5 m) and far from disturbance (>15.000 m).
Sumatran elephant have three groups of food plant in feeding ecology strategy, permanent (annually food plant consumed) (41,97%, 34 species), browser (33,33%, 27 species) consumed in dry season and grazer (24.69%, 20 species,) consumed in wet season. At least, we found 61 species of food preference from 81 species (26 famili) eaten by elephant. Five biggest family are Moraceae, 18,74 % (11 species), Poaceae, 15,64 % (14 species), Arecaceae, 14,52 % (9 species), Euphorbioceae, 9,96 % (6 species), Mimosaceae, 6,26 % (4 species). Feeding time in early morning (4.10-11.55 am and afternoon (15.00-2.00 pm). Variance of daily intake from 298,1 kg to 311,65 kg. Estimation of food carrying capacity in wet season in secondary forest (0,3081-0,3254 elephant/ha) was higher than primary forest (0,1069-0,1129 elephant/ha) and in dry season in secondary forest (0,1991-0,2152 elephant/ha) was higher than primary forest (0,0908-0,0981 elephant/ha). Furthermore, we conducted suitability analysis for estimating habitat carrying capacity and habitat preference, we found habitat carrying capacity in Ulu Masen Forest, Aceh Province are 79,63 to 113,76 elephants.
Strategy of resources and hábitat use by sumatran elaphant (megaherbivore) ecologically need habitat vegetation (eigenvalue of forest type, 3,713; coverage, 2,848; food plant availability, 1,946; mineral source tree,1,021) and habitat preference. Strategy of ecologically habitat management conducted with considering ecologically optimum carrying capacity which integrated each habitat factor and resources (ecological need) and spacially habitat preference.
Key words: Sumatran elephant, resources and habitat factors, ecological carrying capacity)
STRATEGI PENGGUNAAN SUMBER DAYA DAN FAKTOR HABITAT OLEH GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus Temminck)
oleh:
Abdullah, Djoko T.Iskandar, A.Sjarmidi dan Devi N. Choesin
Abstract
Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus Temminck) merupakan mamalia terestrial terbesar di Asia . Sebagai hewan megaherbivor, gajah Sumatera membutuhkan jumlah makanan harian (daily intake) dan luasan habitat yang besar. Jika ketersediaan makanan dalam habitat tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhannya, maka satwa liar ini bergerak mencari makanan di daerah lain di sekitar habitatnya. Kondisi ini berpotensi menimbulkan konflik dengan lokasi sekitar habitat. Dalam memenuhi kebutuhannya, diduga gajah memiliki preferensi pakan dan habitat dan dibatasi (constraint) oleh ketersediaan dan penggunaan sumber daya dan faktor habitat. Keterbatasan informasi ekologis tentang strategi penggunaan habitat dan sumber daya dengan mempertimbangkan kebutuhan habitat, perilaku dan ukuran populasi yang sesuai dapat menurunkan kelangsungan hidup satwa yang terancam punah ini. Penelitian ini dilakukan untuk menemukan strategi penggunaan sumber daya dan faktor habitat yang mempertimbangkan faktor biologis dan ekologis gajah Sumatera.
Penelitian dilakukan dalam tujuh tahap: 1) Kajian penggunaan habitat dan sumber daya secara ekologis oleh gajah dengan pengamatan langsung dalam habitatnya; 2) Kajian ekologi makan meliputi waktu aktif makan, jumlah makan harian; 3) Penentuan preferensi pakan dalam habitat; 4) Pengukuran produktivitas tumbuhan pakan dan kandungan nutrisinya; 5) Estimasi daya dukung pakan dan daya dukung habitat; 6) Analisis kesesuaian lahan dengan teknik Geographic Information System (GIS) untuk mengetahui preferensi habitat; 7) Menyusun model penggunaan sumber daya dan faktor habitat dengan mempertimbangkan perilaku gajah Sumatera dan jumlah populasi yang sesuai dalam habitatnya
Hasil pengamatan pada tahap awal terhadap penggunaan sumberdaya dan sumber daya berdasarkan distribusi feses dalam habitat dan hubungannya dengan ketersediaan sumber daya dan faktor habitat diperoleh urutan faktor habitat yang dipertimbangkan gajah Sumatera dalam memilih habitat adalah jarak ke air (F: 40,334; sig: 0,000), jarak hutan primer (F:39,044; sig: 0,000), ketinggian lahan (F:25,094; sig: 0,000), kemiringan lahan (F:18,808; sig: 0,000), ketersediaan tempat gosok badan (F:11,211; sig: 0,000), Selanjutnya berdasarkan dominansi feses dalam tiap kelas sumber daya dan faktor habitat diperoleh bahwa ketersediaan pakan yang disenangi sangat banyak (>75%), tipe dan vegetasi habitat adalah hutan primer, penutupan tajuk rapat sangat (>75%), tidak ada herbivor besar dan predator besar, kemiringan landai (0-200), dekat dengan sumber air (0-500m) dan hutan primer (0-5 m) dan jauh (>15.000 m) dari sumber gangguan.
Kajian ekologi makan menunjukkan bahwa pola pemilihan makanan bersifat permanent (mengkonsumsi jenis makanan yang sama sepanjang tahun) (41,97%, 34 spesies), browser (33,33%, 27 spesies) pada musim kemarau dan grazer (24.69%, 20 spesies,) pada musim hujan. Gajah mengkonsumsi 61 spesies preferensi dari 81 spesies (26 famili) tumbuhan yang dimakan. Lima famili yang memiliki proporsi terbesar adalah Moraceae, 18,74 % (11 spesies), Poaceae, 15,64 % (14 spesies), Arecaceae, 14,52 % (9 spesies), Euphorbioceae, 9,96 % (6 spesies), Mimosaceae, 6,26 % (4 spesies). waktu aktif makan pagi hari (pukul 4.10-11.55 WIB dan sore hari (15.00-2.00 WIB). Variasi jumlah makanan harian (daily intake) harian mulai 298,1 kg sampai dengan 311,65 kg.
Estimasi daya dukung pakan menunjukkan bahwa daya dukung pakan pada bulan basah di hutan sekunder (0,3081-0,3254 ind/ha) lebih tinggi dari hutan primer (0,1069-0,1129 ind/ha), sedangkan pada musim kering lebih rendah yaitu di hutan sekunder (0,1991-0,2152 ind/ha) lebih tinggi dari hutan primer (0,0908-0,0981 ind/ha). Selanjutnya dilakukan estimasi daya dukung dengan analisis kesesuaian lahan (suitability analysis) yang menghasilkan daya dukung berdasarkan preferensi habitat dan luas daerah jelajah (home range)diperoleh daya dukung habitat gajah sumatera dalam Kawasan Hutan Ulu Masen Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam antara 79,63 sampai 113,76 ekor.
Strategi penggunaan habitat gajah sumatera (megaherbivor) secara ekologis membutuhkan vegetasi habitat (eigenvalue tipe hutan, 3,713; penutupan tajuk, 2,848; tumbuhan pakan, 1,946; tumbuhan mineral,1,021) dan preferensi habitat. Strategi pengelolaan habitat ekologis gajah dilakukan dengan mempertimbangkan habitat yang memiliki daya dukung ekologis optimum (kebutuhan ekologis) yaitu daerah yang mengintegrasikan tiap faktor habitat dan sumber daya secara optimal dan preferensi habitat (spasial) yaitu unit habitat yang menyediakan kebutuhan bagi gajah sumatera.
Kata kunci: Gajah sumatera, sumberdaya dan faktor habitat, dan daya dukung
ekologis
Selasa, 17 Agustus 2010
Marhaban Ya Ramadhan
Sya'ban telah berganti, Ramadhan menghampiri
Di bulan ini mari sucikan hati dengan tekat yang pasti
Lewat blog ini mewakilkan diri merajut silaturahmi
Keluarga besar Biologi FKIP Unsyiah mengucapkan
Selamat menunaikan ibadah puasa
Mohon maaf lahir dan batin...
Di bulan ini mari sucikan hati dengan tekat yang pasti
Lewat blog ini mewakilkan diri merajut silaturahmi
Keluarga besar Biologi FKIP Unsyiah mengucapkan
Selamat menunaikan ibadah puasa
Mohon maaf lahir dan batin...
Langganan:
Postingan (Atom)